Selasa, 01 Desember 2009

Perawatan Kolostomi

PERAWATAN KOLOSTOMI

I. PENDAHULUAN
Diversi usus atau fekal secara umum disebut pembedahan ostomi, dapat permanen atau sementara. Ini dilakukan terutama pada obstruksi usus mekanis, paling umum adalah kanker kolon, kolitis ulseratif, penyakit divertikular, dan trauma pada usus.
Ostomi dibuat melalui pembedahan dengan membuat lubang (stoma) melaui dinding abdomen dengan menggunakan segmen proksimal dari usus. Feses kemudian dikeluarkan melalui stoma.
Awalan yang mengikuti ostomi menunjukkan segmen usus yang dikeluarkan melalui dinding abdomen.
- Ileostomi : lubang stoma yang dibuat di ileum.
- Kolostomi :
• Kolostomi ascending : pembuatan lubang stoma di kolon ascenden (di sebelah kanan abdomen). Stool yang keluar dari stoma berbentuk cair
• Kolostomi Transverse : pembuatan lubang stoma di kolon transversum (disebelah atas abdomen kearah tengah atau sisi kanan)
• Kolostomi Descending / sigmoid : pembuatan lubang stoma di kolon desenden dan sigmoid ( di sebelah kiri bawah abdomen).

II. PENGERTIAN OSTOMI :
• Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feces (M. Bouwhuizen, 1991)
• Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feces (Randy, 1987)
• Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke kolon iliaka untuk mengeluarkan feces.



Kolostomi di lakukan ketika usus besar, rectum & anus tidak mampu berfungsi secera normal atau membutuhkan istirahat dari fungsi normalnya.
Kolostomi dibuat dengan membuka didinding abdomen (stoma) untuk pengeluaran feses dari usus besar (colon). Colostomi biasanya di buat setelah kolon yang mengalami obstruksi direseksi. Kolostomi dapat temporer atau permanen. Bagian akhir proksimal pada kolon yang sehat di keluarkan dari kulit dinding abdomen , kemudian di tempatkan kantong kolostomi untuk menampung faeses.

III. JENIS-JENIS KOLOSTOMI
Kolostomi dibuat berdasarkan berbagai indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan klien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.:
1. Kolostomi permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila klien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan atau pengangkatan kolon sigmoid atau rektum sehingga tidak memunginkan feces melalui anus.Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang).

2. Kolostomi temporer/sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feces sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempounyai dua ujung yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.

Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan berupa mukosa kemerahan yang disebut Stoma. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakkan sehingga stoma tampak membesar.


Klien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparatomi (pembukaaan dinding abdomen). Luka laparatomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feces yang dapat mengkontaminasi luka laparatomi.
Perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontamiansi feces.
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong telah terisi feces atau jika kantong kolostomi bocor dan feces cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit klien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi kulit dan untuk kenyamanan klien.

Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep/zink oil atau segera konsultasikan pada dokter ahli jika klien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada klien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk remodifikasi kantong kolostomi agar kulit klien tidak teriritasi.

IV. KATEGORI STOMA
a. End Stoma :
End stoma/ terminal stoma dapat dibuat secara permanen maupun temporer. Stoma dengan bentuk tunggal, dilakukan dengan bagian akhir proksimal colon dibuka, dikeluarkan dan di jahit ke dinding abdomen

b. Loop Stoma :
Pembentukan stoma dengan menggunakan penyangga/jembatan dari plastic, karet atau kaca yang diletakkan di bawah colon, untuk membuat usus tetap terbuka didinding abdomen

c. Double Barrel Stoma :
Pembuatan stoma dari usus bagian distal dan proksimal yang bagian ujungnya di keluarkan melalui dinding abdomen sehingga membentuk 2 stoma

d. Mucous Fistula :
Pembentukan stoma dari usus besar atau usus kecil, 1 stoma untuk mengalirkan faeces yang lainnya untuk mengalirkan mucus


V. TIPE KANTONG KOLOSTOMI
Jenis kantong kolostomi bervariasi sesuai dengan ukuran dan bentuk. Kantong kolostomi harus ringan dan kedap bau. Beberapa kantong juga mempunyai filter arang yang dapat melepaskan gas secara perlahan dan membantu mengurangi bau.
A. Jenis kantong ostomi berdasarkan bentuk kantong :
1. Drainable Pounches / Open-ended pouch :
Jenis ini memungkinkan anda untuk membuka bagian bawah dari kantong untuk mengalirkan output. tipe ini biasanya di tutup dg menggunakan klem.tipe ini biasanya di gunakan untuk pasien dengan kolostomi ascenden dan kolostomi transversum.


2. Close Pounches/ Close-ended pouch:
Jenis kantong ini, ketika kantong telah terisi kemudia diambil dan dibuang, kemudian di pasang lagi dengan yang baru. Kantong ini biasanya digunakan oleh pasien dengan kolostomi desenden dan sigmoid. Output dari jenis kantong kolostomi ini tidak perlu untuk dialirkan .

3. Valve/tap closure Pounches :
Digunakan untuk menampung urin output dari stoma urinary. Dapat digunakan sampai beberapa hari


B. Jenis Kantong berdasarkan Jumlah Bagian Kantong :
1. One-piece:
Kantong ini terdiri dari kantong kecil dan penghalang kulit. Penghalang kulit mudah lengket (adesif) yang ditempatkan disekitar stoma dan ditempelkan ke kulit sekitar stoma. Ketika kantong kecil akan diganti dengan baru, kantong kecil baru harus di rekatkan kembali ke kulit.


2. Two-piece:
Kantong ini terdiri dari dua bagian : Face plate yang bersifat adesif dan kantong penampung faeces. Face plate tetap berada dalam tempatnya saat kantong yang telah terisi faeces di ambil dan diganti dengan kantong baru kemudian kantong baru dihubungkan ke face plate. Kantong baru tidak perlu dilengketkan kembali kekulit setiap kali pergantian kantong,cukup di hubungkan kembali dengan face plate, sehingga sistem ini sangat menolong untuk pasien dengan kulit sensitive


C. Jenis kantong berdasarkan warna kantong :
1. Clear Pounch/transparent pounch : kantong kolostomi transparan / bening, cocok di gunakan untuk post operasi karena dapat mengobservasi kondisi stoma.
2. Opaque Pounch /white pounch : kantong berwarna coklat/putih

VI. PENDIDIKAN KEPADA KLIEN
Klien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi terutama tentang perawatan kolostomi bagi klien yang harus menggunakan kolostomi permanen.
Berbagai hal yang harus diajarkan pada klien antara lain:
• Teknik penggantian/pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar.
• Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
• Waktu penggunaaan kantong kolostomi
• Teknik kolostomi dan manfaatnya bagi klien
• Jadwal makan/pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan
• Pengeluaran feces agar tidak mengganggu aktivitas klien.
• Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
Beberapa makanan yang harus di batasi/dihindari :
o Menghasilkan bau : bawang putih,bawang merah,kubis,brokoli,asparagus
o Menghasilkan gas : kacang,kubis & sejenisnya,kecambah,bawang merah,
o Menyebabkan diare : alkohol, makanan pedas,buah-buahan mentah,kopi
o Potensial menyebabkan konstipasi :kacang, popcorn, jagung,
• Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan klien
• Berbagai hal keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter (jika klien sudah dirawat di rumah)
• Berobat/kontrol ke dokter secara teratur
• Makanan yang tinggi serat.

VII. KOMPLIKASI KOLOSTOMI
1. Obstruksi/penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feces yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari teiadinya sumbatan, klien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada klien dengan kolostomi permanent tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar klien dapat melakukannya secara mandiri dikamar mandi.
2. Infeksi
Kontaminasi feces merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya
infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus
sangat diperlukan dan tindakkan segera mengganti balutan luka dan mengganti
kantong kolostomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
3. Retraksi stoma/mengkerut
Stoma mengalami peningkatan karena kantong kolostomi yang lerlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma yang mengalamI pengerutan
4. Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adequat pada saat pembedahan.
5. Stenosis
Penyernpitan dari kuman stoma yang terjadi karena adanya jaringan parut / scar pada pertemuan mukosa stoma dan kulit.
6. Pendarahan stoma

VIII. PERAWATAN KOLOSTOMI
A. PENGERTIAN
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

B. TUJUAN
1. Menjaga kebersihan klien
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan klien dan lingkungannya
C. PERSIAPAN KLIEN
1. Memberi penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan dll
2. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)
3. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup gorden jendela,
pintu memasang penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan keluarga
untuk menunggu diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi
klien dll)
D. SIKAP PERAWAT SAAT MERAWAT KOLOSTOMI
• Tidak menunjukkan rasa jijik
• Terampil dan tidak ragu-ragu
• Menjalankan komunikasi terapeutik
• Menunjukkan sikap empati
• Efèktif dan efisien
• Menjaga privacy klien.
STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP )
PERAWATAN KOLOSTOMI

No Tindakan

TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medik
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat :
• Kantong kolostomi sesuai kebutuhan
• Kapas
• Larutan NaCI 0,9 %/ air matang
• Bedpan/pispot
• Spidol
• Gunting (k/p)
• Pola ukuran stoma
• Stoma powder
• Stoma hasive paste
• Waslap
• Sabun mandi
• Air hangat
• Sepasang sarung tangan
• Kasa kering
• Bengkok/piala ginjal
• Perlak dan pengalasnya
• Kantong plastic
• Tempat sampah
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
TAHAP KERJA
7 Mengatur posisi tidur klien (supinasi)
8 Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup korden, jendela, pintu memasang penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan keluarga untuk menunggu diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi klien dll)
9 Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
10 Meletakkan perlak dan pengalasnya di sebelah kanan/ kiri klien sesuai letak stoma
11 Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh klien
12 Membuka set kolostomi,siapkan kapas berisi cairan NaCI 0,9%/ air matang
13 Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau & jumlah), jika tipe kantong kolostomi drainable, buka klem buang feses ke pispot.
14 Membuka kantong kolostomi yang terpasang pada tubuh klien dengan sangat hati-hati dan tangan kiri menekan kulit klien.
15 Membuang kantong kolostomi kotor ke tempat sampah/plastik
16 Membersihkan kulit sekitar stoma dengan sabun dan air hangat dg menggunakan waslap
17 Membersihkan stoma dan sisa feces/produk stoma dengan kapas NaCI 0,9% dengan sangat hati-hati (hindari perdarahan)
18 Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kassa/tisue.
19 Mengobservasi stoma dan kulit sekitar stoma
20 Berikan stoma powder sekitar kulit stoma, dan stoma hasiv pasta disekitar stoma
21 Mengukur stoma dan gambar pola stoma pada plastic penutup kantong dengan menggunakan spidol, kemudian gambar pola pada bagian yang adesif pada kantong stoma kemudian gunting sesuai ukuran stoma
22 Membuka salah satu sisi perekat kantong kolostomi dan menempelkan dengan tepat dengan menghindari udara masuk kantong kolostomi
23 Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi Vertical/ horizontal/ miring sesuai kebutuhan kilen (sesuaikan dengan aktivitas klien). Klem kantong kolostomi jika menggunakan tipe drainable pounch
TAHAP TERMINASI
24 Mengevaluasi respon klien dan keadaan stoma.
25 Merapikan klien dan alat.
26 Melepas sarung tangan dan cuci tangan.
27 Mendokumentasikan : kondisi stoma(bentuk,warna stoma,kelaian stoma) keluaran stoma(warna,jumlah)
REFERENSI

http://4mhie.wordpress.com/2007/11/13/perawatan-pasien-dengan-kolostomi-pada-penderita-cancer-colorectal
http://www.drugs.com/cg/colostomy-care.html
http://www.healthsquare.com/mc/fgmc0549.htm
Loeb,Stanley.(1991). Illustrated Manual Of Nursing Practice.Spring House Corporation.
Pennysylvania
Blackley,Patricia.(2004).Practical Stoma Wound And Continence Management 2nd Ed.National
Publication of Australia.Australia