Kamis, 03 Desember 2009

Pemeriksaan Abdomen

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

I. DEFINISI :
Pemeriksaan fisik abdomen adalah pemeriksaan tubuh pada bagian adomen untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu organ bagian abdomen dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
II. INDIKASI :
a. Semua pasien baru
b. Pasien dengan gangguan system gastrointestinal
c. Pasien dengan gangguan system hepatorenal
d. Pasien dengan gangguan pada lien
e. Pasien dengan gangguan pada vesika urinaria
III. TUJUAN :
a. Mengetahui kondisi permukaan abdomen
b. Mengetahui suara peristaltik usus & bising
c. Mengetahui ukuran, konsistensi organ-organ dalam abdomen (hepar, lien, ginjal dan vesika urinaria)
d. Mengetahui adanya gejala patologis dalam rongga abdomen
IV. ALAT & BAHAN :
a. Stetoskop
b. Handscoon k/p
c. Sabun
d. Handuk tangan
e. Catatan
V. PROSEDUR :
a. Persiapan pemeriksaan :
1. Penerangan cukup
2. Perhatikan privasi pasien dengan menutup pintu & jendela, pasangan sampiran
3. Penderita dalam keadaan rileks posisi supinasi dengan fleksi lutut / letakkan bantal di atas lutut
4. Daerah dari atas processus xiphoideus sampai simpisis pubis harus terbuka
5. Kandung kemih pasien dalam keadaan kosong
6. Hangatkan telapak tangan pemeriksa & stetoskop bagian diafragma dengan cara mengosokkan dengan telapak tangan
b. Pembagian Abdomen
Abdomen dapat di bagi menjadi 4 kuadran menurut 2 garis imajiner yang saling tegak lurus dan berpotongan di umbilicus :
a. Kuadran kanan atas / Right upper (RUQ)
b. Kuadran kanan bawah / Right lower (RLQ)
c. Kuadran kiri atas / Left upper (LUQ)
d. Kuadran kiri bawah/ left lower (LLQ)




Akan tetapi dapat digunakan system pembagian lain, yang membagi abdomen menjadi 9 bagian :

a. Hypochondric kanan
b. Epigastrik
c. Hypochondric kiri
d. Lumbar kanan
e. Umbilical
f. Lumbar kiri
g. Iliac kanan
h. hypogastrik
i. Iliac kiri

c. Lokasi Organ Dalam Abdominal
9 Regio 4 Kuadran
• Right hypochondriac : liver and gall bladder
• Eft hypochondriac : spleen and stomach
• Epigastric : pancreas, stomach and common bile duct
• Umbilical: small intestine
• Lumbar: kidneys
• Iliac regions: ovaries
• Left iliac : sigmoid colon
• Right iliac or lumbar : cecum and appendix
• Suprapubic: bladder and uterus • Kuadran kanan atas :
o Hepar Lobus kanan
o Kandung empedu
o Duodenum
o Pangkal pankreas
• Kuadran kiri atas :
o Hepar lobus kiri
o Gaster
o Ujung pancreas
o sebagian colon transversum & desenden
• Kuadran kanan bawah :
o Sebagian transversum
o colon asenden
o Cecum & appendix
• Kuadran kiri bawah :
o Colon sigmoid
o Sebagian colon desenden
d. Tahap pemeriksaan :
1. Inspeksi :
a) Kulit abdomen :
- Sikatrik/scar  riwayat injuri/pembedahan abdominal
- Striae  kehamilan, cushing sindrom
- Warna :
• Warna kebiruan di sekitar umbilicus (Cullen's sign) : tanda perdarahan dalam cavum peritoneum.
• Memar diatas panggul (Grey Turner's sign): retroperitoneal bleeding inflamasi dari pancreas
• Jaundice/ikterik : liver disease, obstruksi saluran empedu
- Pelebaran vena (caput medusa) : sirosis hepatis (Gb.1)

b) Umbilicus :
• Kaji bentuk umbilikus:
o Adakah tanda inflamasi
o Adakah tanda hernia (Gb.2)
Untuk mengkaji adanya hernia umbilicus : anjurkan pasien berbaring dengan mengangkat kepala dan bahunya, jika ada hernia umbilicus, maka tampak bagian umbilicus menonjol selama maneuver tersebut.
Bentuk normal umbilicus : concave, warna sama dengan kulit sekitar abdomen
• Kaji Lokasi Umbilikus : normal lokasi umbilicus in mid-line.
c) Permukaan (countur) abdomen :
Termasuk daerah inguinal dan femoral : datar, bulat, protuberant/scapoid. Penonjolan melengkung akibat acites (Gb.3), penonjolan suprapubik karena kehamilan, kandung kemih penuh, tonjolan asimetris akibat pembesaran organ setempat atau masa (Gb.4)
d) Pembesaran organ :
perhatikan penonjolan hepar atau lien di bawah arcus costa pasien saat inspirasi dalam (Gb.5)
e) Pulsasi aorta : terkadang dapat terlihat daerah epigastrium
Inspect for Possible Significance
Contour a. Scaphoid/
cekung
b. Distention
c. Everted
umbilicus a. Cachexia

b. Fluid, flatulence, fat, feces, fibroid tumor, fetus
c. Tanda peningkatan tekanan abdomen, mis :
ascites, pembesaran masa, hernia umbilicus
Skin a. Pigmentation



b. Striae
c. Scars
d. Superficial
Veins
e. Umbilicus a. Grey Turner’s sign – echymoses akibat
hemorrhagic pancreatitis / strangulated bowel.
Cullen’s sign – warna kebiruan di umbilicus menandakan perdarahan di periumbilical
b. pregnancy, abdominal tumor, cusing sindrom, obesity
c. previous surgery or trauma
d. vena cava or portal system obstruction
e. vena cava obstruction (dilated veins), umbilical hernia, metastatic carcinoma and dampness or the smell of urine (patent urachus)
Movement Gerakan peristaltic
terlihat Bowel obstruction :
- small intestine: ladder pattern
- large intestine: see upside down U pattern


Grey Turner Sign

Gb.1
Caput Medusa: Dilated, tortuous, superficial veins radiating upwards from the umbilicus. Portal hypertension has caused recanalization of the umbilical vein, allowing the formation of this collateral pathway for venous return. This patient also has obvious ascites.









Gb.2
umbilical hernia while patient performs valsalva maneuver










Gb .3
Ascites: Abdomen symetrically distended secondary to fluid buildup in peritoneal cavity. Note bulging flanks as fluid distributes to most dependent areas of abdomen. Skin is also yellowed due to hyperbilirubinemia






Gb.4
Markedly enlarged gall bladder (labeled "GB")






Gb.5
Hepatomegaly
2. Auskultasi :
1. Peristaltic usus :
- Dengarkan peristaltik usus dengan menggunakan bagian diafragma stetoskop yang sebelumnya telah di hangatkan dengan menggosok ditelapak tangan
- Perhatikan karakter & frekuensi peristaltik usus di tiap kuadran
- Frekuensi peristaltik normal 5 - 35x/mnt atau tiap 5-15 detik sekali
- High pitched, tinkling (raindrops in a barrel) sounds adalah tanda awal obstruksi intestinal
- Penurunan frekuensi peristaltik usus : post operasi abdomen, peritonitis, trauma abdomen,ileus paralitik
- Peristaltik usus negatif (tidak ada bunyi peristaltik usus dalam 5 menit ): akibat obstruksi intestinal, perforasi usus, infark/iskemik intestinal
- Hyperperistaltik : diare
2. Bruits /Bising :
Menggunakan bagian bel untuk mendengarkan bising
• Aortic bruits didengar di area epigastrium kemungkinan menandakan aortic aneurysm
• Renal artery bruits are in each upper quadrant. They may be a
sign of renal artery stenosis, which is a potentially treatable cause of
hypertension;
• Iliac/femoral bruits are in the lower quadrants. They may be a
sign of peripheral atherosclerosis.

Gb Lokasi Auskultasi abdomen

Aorta = mid epigastric
Renal arteries = right upper quadrant and left upper quadrant
Iliac arteries = left lower quadrant and right lower quadrant
Femoral arteries = right lower quadrant and left lower quadrant
3. Palpasi :
1. Tujuan :
• Mengetahui ketegangan otot abdoment
• Mengetahui lokasi nyeri abdomen
• Mengetahui ukuran, kondisi, & konsistensi organ abdominal
Normal: abdomen lembut, rectus muscle relaks dan tidak ada keluhan ketidaknyamanan selama palpasi
2. Tehnik palpasi :
a. Light palpation : melakukan palpasi dengan penekanan abdomen secara lembut sekitar 1- 2 cm, penekanan ini membuat pasien relaks.
b. Deep palpation : melakukan palpasi dengan kedua tangan, penekanan abdomen dengan kedalaman sekitar 4 cm,
c. Ballottement : gerakan menekan dinding abdomen kemudian dengan cepat melepas tekanan memantul dinding abdomen
3. Palpasi Hepar :
 Letakkan tangan kiri di belakang pinggang menyangga kosta ke 11 & 12 dengan posisi sejajar dengan kosta, ajurkan pasien untuk rileks, tangan kanan mendorong hepar ke atas dan kedalam dengan lembut
 Anjurkan pasien inspirasi dalam & rasakan sentuhan hepar saat inspirasi, jika teraba sedikit kendorkan jari & raba permukaan anterior hepar
 Normal hepar : lunak tegas, tidak berbenjol-benjol











Gb. Palpasi Hepar
4. Palpasi Lien :
o Letakkan tangan kiri menyangga & mengangkat kosta ke 11& 12 bagian bawah sebelah kiri pasien
o Tangan kanan diletakkan di bawah arcus costa, lakukan tekanan kearah lien
o Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam & rasakan sentuhan lien pada ujung jari, perhatikan apakah ada nyeri tekan, bagaimana permukaannya, perkirakan jarak antara lien dengan batas terendah dari kosta kiri terbawah.

Gb Palpasi lien/limpa
5. Palpasi Ginjal :
a. Ginjal kanan :
 Letakkan tangan kiri di pinggang pasien, paralel pada kosta ke 12, dengan ujung jari anda menyentuh sudut kostovertebral
 Angkat dan dorong ginjal kanan ke depan
 Letakkan tangan kanan di kuadran kanan atas di sebelah lateral sejajar terhadap otot rektus, anjurkan pasien untuk nafas dalam
 Waktu puncak inspirasi tekanlah tangan kanan anda dalam-dalam ke kuadran kanan atas, dibawah arcus costa & cobalah untuk ”menangkap” ginjal di kedua tangan kanan & rasakan bagaimana ginjal kembali ke posisi waktu ekspirasi, apabila ginjal terab tentukan ukurannya, ada tidaknya nyeri tekan

Gb Palpasi Ginjal
b. Ginjal kiri :
o Gunakan tangan kanan untuk menyangga & mengangkat dari belakang
o Tangan kiri untuk meraba pada kauadran kiri atas, lakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan ginjal kanan
4. Perkusi :
Tujuan :
- Untuk mengetahui ukuran hepar,lien
- Untuk mengetahui adanya asites
- Untuk mengetahui masa padat/kistik
- Untuk mengetahui adanya udara pada lambung & usus
• Perkusi Hepar :
o Garis midklavikula kanan mulai dari bawah umbilikus keatas, sampai terdengar suara redup(dullness) yang merupakan batas bawah hepar
o Lakukan perkusi dari daerah paru ke bawah untuk menetukan batas atas hepar, ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar tersebut
o Normal batas atas sampai bawah 6 - 12 cm di midclavicular







Gb.Perkusi Hepar

• Perkusi Lien :
o Perkusi daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta pasien untuk inspirasi panjang & lakukan perkusi lagi, jika klien tidak membesar suara perkusi tetap timpani, apabila suara menjadi redup saat inspirasi berarti ada pembesaran lien
o Perkusi lien dari berbagai arah, jika diketemukan daerah redup yang luas berarti terdapat pembesaran lien










GB. Perkusi Lien
5. Pemeriksaan Spesifik Abdomen :
a. Mendeteksi Ascites :
1) Shifting Dullnes :
a) Posisikan pasien supinasi, perkusi dari umbilikus ke arah panggul, berikan tanda garis di kulit pasien, dimana ada perubahan dari timpani menjadi redup/dullness.
b) Miringkan pasien, lakukan perkusi, beri tanda dari perubahan suara tympani menjadi redup/dullnes.Perbedaan antara garis tersebut menandakan adanya ascites


2) Fluid wave :
Minta seseorang untuk menekan abdomen dengan sisi telapak tangan tepat berada di tengah abdomen (untuk mencegah getaran melalui dinding abdomen) tempatkan kedua telapak tangan disisi abdomen, getarkan/tepuk abdomen dg tangan kanan, jika tanga kiri merasakan aliran cairan/gelombang, menunjukkan adanya ascites


3) Puddle sign :
Posisikan pasien pronasi dengan bertumpu lutut dan siku (cairan ascites menuju bagian yg lebih rendah), perkusi abdomen mulai dari panggul ke midline, perkusi menjadi lebih nyaring di atas di banding bagian bawah


b. Mendeteksi Appendiksitis :
1) Psoas Sign

The psoas sign
Pain on passive extension of the right thigh. Patient lies on left side. Examiner extends patient's right thigh while applying counter resistance to the right hip (asterisk).

Anatomic basis for the psoas sign: inflamed appendix is in a retroperitoneal location in contact with the psoas muscle, which is stretched by this maneuver.
2) The obturator sign

The obturator sign
Pain on passive internal rotation of the flexed thigh. Examiner moves lower leg laterally while applying resistance to the lateral side of the knee (asterisk) resulting in internal rotation of the femur.



Anatomic basis for the obturator sign: inflamed appendix in the pelvis is in contact with the obturator internus muscle, which is stretched by this maneuver.











STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN ABDOMEN

No Tindakan

Tahap Pre Interaksi
1 Cuci tangan
2 Mempersiapkan peralatan
Tahap Orientasi
3 Memberi salam dan memperkenalkan diri
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5 Memberi kesempatan bertanya
Tahap Kerja
6 Tutup pintu, jendela & tirai
7 Posisikan pasien supinasi dengan fleksi lutut, buka pakaian pasien dari batas procesus xipoideus sampai simpisis pubis
8 Inspeksi :
o kulit abdomen : warna, keutuhan
o umbilicus : bentuk, warna dan lokasi
o permukaan (countur) abdomen : daerah inguinal dan femoral
o pembesaran organ
9 Auskultasi :
(Hangatkan stetoskop bagian diafragma sebelum melakukan pemeriksaan)
o Perhatikan karakter & frekuensi peristaltik usus
o Dengarkan adakah bising aortic, bising arteri renal, bising illiac/inguinal
10 Palpasi :
(Hangatkan telapak tangan sebelum melakukan pemeriksaan)
• Hepar :
• Letakkan tangan kiri di belakang pinggang menyangga kosta ke 11 & 12 dengan posisi sejajar dengan kosta, ajurkan pasien untuk rileks, tangan kanan mendorong hepar ke atas dan kedalam dengan lembut
• Anjurkan pasien inspirasi dalam & rasakan sentuhan hepar saat inspirasi, jika teraba sedikit kendorkan jari & raba permukaan anterior hepar
• Lien :
• Letakkan tangan kiri menyangga & mengangkat kosta bagian bawah sebelah kiri pasien
• Tangan kanan diletakkan di bawah arcus costa, lakukan tekanan kearah lien
• Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam & rasakan sentuhan lien pada ujung jari, perhatikan apakah ada nyeri tekan, bagaimana permukaannya, perkirakan jarak antara lien dengan batas terendah dari kosta kiri terbawah.
Ginjal: :
1. Ginjal kanan :
o Letakkan tangan kiri di pinggang pasien, paralel pada kosta ke 12, dengan ujung jari anda menyentuh sudut kostovertebral
o Angkat dan dorong ginjal kanan ke depan
o Letakkan tangan kanan di kuadran kanan atas di sebelah lateral sejajar terhadap otot rektus, anjurkan pasien untuk nafas dalam
o Waktu puncak inspirasi tekanlah tangan kanan anda dalam-dalam ke kuadran kanan atas, dibawah arcus costa & cobalah untuk ”menangkap” ginjal di kedua tangan kanan & rasakan bagaimana ginjal kembali ke posisi waktu ekspirasi, apabila ginjal terab tentukan ukurannya, ada tidaknya nyeri tekan
o 2. Ginjal kiri :
o Gunakan tangan kanan untuk menyangga & mengangkat dari belakang
o Tangan kiri untuk meraba pada kauadran kiri atas, lakukan pemeriksaan seperti
pemeriksaan ginjal kanan
11 Perkusi :
• Hepar :
o Garis midklavikula kanan mulai dari bawah umbilikus keatas, sampai terdengar suara redup yang merupakan batas bawah hepar
o Lakukan perkusi dari daerah paru ke bawah untuk menetukan batas atas hepar, ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar tersebut
• Lien :
o Perkusi daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta pasien untuk inspirasi panjang & lakukan perkusi lagi, jika lien tidak membesar suara perkusi tetap timpani, apabila suara menjadi redup saat inspirasi berarti ada pembesaran lien
o Perkusi lien dari berbagai arah, jiuka diketemukan daerah redup yang luas berarti terdapat pembesaran lien
Tahap Terminasi
12 Mengevaluasi Respon pasien, Kontrak waktu
13 Merapikan pasien & alat
14 Mencuci tangan
15 Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien saat & setelah pemeriksaan


















REFERENSI
http://www.meddean.luc.edu/lumen/meded/MEDICINE/PULMONAR/PD/pstep61.htm, dikutip tanggal 23/2/09
http://www.med-ed.virginia.edu/courses/pom1/pexams/Abdomen,dikutip tanggal 23/2/09
http://www.patient.co.uk/showdoc/40024881, di kutip tanggal 25/2/09

Goldlberg,Charlie&ThompsonJan, A Practical Guide to clinical Medicine, The School of Medicine of the University of California, San Diego. All rights reserved. Last updated 8/28/03.
Timbi, Barbara K & Smith (2006), Nancy E, Introductory Medikal Surgical Nursing 9th ed, Lippincott company
_________(1991), Ilustrated Manual Nursing Practice, spring House Corporation, Pennsylvania